Langsung ke konten utama

Menulis itu mudah

 KBMN 29

Pertemuan ke 10

MODERATOR:Yandri Novita Sari, S.Pd

Narasumber: Prof. Dr. Ngainun Naim



Menurutpenyampaian bapak narasumber ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar menulis itu bisa mudah.

1.Tulislah apa yang diketahui. Jangan menulis yang tidak Anda ketahui. Anda bisa menulis pengalaman hidup sehari-hari. Untuk itu kita perlu banyak membaca buku dan informasi lainnya agar kita lebih menguasai ataupun mengetahui isi tulisan kita.

2. Yakinkan dalam diri Anda bahwa menulis itu memang mudah.Jangan berpikir kalau menulis sulit.Harap bedakan antara PIKIRAN dengan PRAKTIK Anda dalam menulis.PIKIRAN itu kunci penting yang menentukan tindakan.
Jika kita  berpikir bahwa menulis itu sulit, kita akan mudah patah arang.Menghadapi kesulitan akan berhenti.Tapi jika menganggapnya mudah, nanti akan mudah betul.Hambatan akan bermetamorfosis menjadi tantangan.

3.Menulislah sedikit demi sedikit.Menulis itu tidak harus banyak.Kuncinya KONSISTEN.Selalu tanamkan dalam diri untuk menulis setiap ada kesempatan.

4.Tulis apa yang Anda pikir.Jangan pikir apa yang akan ditulis.Pokoknya menulis saja.Menulis itu dunia aksi.Bukan hanya teori.

5.Jangan menulis sambil dibaca atau diedit.Jadi kalau nulis itu fokus mengeluaarkan apa yang ada dalam pikiran.
Terus saja tulis.Berarti tidak diedit?Tentu dan harus tapi waktunya jangan bersamaan dengan menulis.jika nulisnya malam, editnya besok.



Smoga kita semua bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah di bagikan oleh Prof Ngainun malam ini... 

Kita tidak akan bisa jika kita tidak mencobanya..


Closing statement dari moderator Bu Yandri mengutip pernyataan Thomas Alva Edison
yaitu “one percent inspiration, ninety nine percent perspiration_”, Satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan persen kerja keras".

Closing statement dari pak Prof : Tulisan yang mengalir itu hasil dari proses panjang.Tidak instan. Teruslah menulis atau menulislah secara terus menerus.  Suatu saat, tulisan Anda akan indah.

Semoga semua penyampaian di pertemuan tadi malam membuka nuansa dan mendorong motivasi kami dalam menulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seru seruan dengan pantun

 Pagi-pagi ibu menganyam  dengan menggunakan bantuan kayu  roti jala kari ayam  makanan khas anak Melayu Ada buah di pohon asem  musang terbang lalu berenang  mari makan ikan gulai asam  perut kenyang hati pun senang Jalan-jalan ke parsam pulangnya ketemu  Nek Sutik kalau senang dengan gulai masam  Tubuh sehat dan tambah cantik Kuda berlari jauh di depan Kakaek duduk bersama bibi Awali hari dengan sarapan Sarapan yang enak dengan serabi Lagi galau enaknya jalan jalan Ibu hamil ngidamnya masam Kalau  mau  lancar bayar cicilan  Rutinkanlah makan gulai asam. Jalan jalan ke jam gadang Santai di villa malamnya  Sajian istimewanya gulai  randang Air mata pengantin minumannya Jalan jalan ke kota Padang Pulang pulang badan lebam Jauh berjalan  banyak dipandang Balik ke rumah teringat ikan sombam Jalan jalan ke kota Rembang Pulangnya ketemu Pak Ardi Kalau adik sayang Abang Belikan dulu Abang serabi Kelapa hijau di tepi semak Induk kala  di tanah gurun Enak sekali si nasi lomak Makanan Melayu tu

Writing is My Passion

Rabu, 21 Juni 2023 KBMN: 29 Resume ke-2 Moderator: Sigit PN, SH Narasumber: Sri Sugiastuti, M.Pd Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan penuh semangat, penuh cinta dan tak mengharapkan imbalan? Ya itu adalah passion atau renjana. Bisakah kegiatan menulis menjadi  passion bagi kita?  kenapa tidak. Bersama ratu antologi, Bunda Sri Sugiastuti atau biasa di panggil bunda Kanjeng kita akan membangkitkan renjana dalam diri kita untuk menulis. Topik inilah yang lebih kurang 2 jam di bahas kemaren malam bersama ibu narasumber Sri Sugiastuti, M.Pd. Sri Sugiastuti, lahir di Semarang, 8 April 1961. Beliau lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS, lanjut S-2 di UMS dan lulus tahun 2010. Beliau sempat mengajar di Jakarta hingga 1990. Namun, cinta dan tanggung jawab beliau terhadap keluarga membawanya hijrah ke Solo.  Sejak 2 Juli 2018, beliau mendapat amanah sebagai Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta. Beliau aktif di berbagai komunitas literasi, telah menghasilkan 51 karya bukuSolo dan seratus le

Kaidah Pantun

 KBMN 29 Pertemuan ke-13 Moderator: Gina Dwi Septiani, S.Pd,M.Pd Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd      Malam ini sangat berkesan karena saya mendapat petunjuk dari fakarnya tentang kaidah membuat pantun. Awalnya saya kira berpantun ini cukup mudah, karena kadang mendengar pembawa acara  dengan gampangnya merangkai kata. Ternyata membuat pantun sedikit lebih sulit dari yang saya duga. Selain untuk komunikasi sehari-hari, pantun juga dapat digunakan dalam Sambutan pidato, menyatakan perasaan, lirik lagu, perkenalan maupun berceramah/dakwah. Fungsi pantun antara lain: 1. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. 2. melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 3.menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. 4.sebagai alat penguat penyampaian pesan.  Salah satu ciri khas pantun  adalah Rima. Pada kelas malam ini narasumber sengaja mengenalkan Rima. Ada Rima belakang atau Ri