Langsung ke konten utama

Kiat Menulis Cerita Fiksi

 KBMN 29

Pertemuan ke-9

Moderator: Arofiah Afifi, S.Pd

Narasumber: Sudomo,S.Pt



Malam ini adalah pertemuan ke sembilan ,tepat di Jumat malam kondisi di tempatku hujan gerimis dan sangat dingin .

Narasumber malam ini adalah seorang guru yang berlatar belakangkan ilmu peternakan dengan keahliannya menulis cerita fiksi. Beliau adalah Pak Sudomo, S.Pt. Beliau telah melahirkan buku solo dari KBMN dengan kumpulan resume dalam bentuk cerita fiksi. Dengan judul Pahlawan Literasi.

Sedikit berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, karena malam ini narasumber menggunakan alur belajar MERDEKA. Alur yang dipakainya saat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Lombok Barat. Alur MERDEKA yang dipakai malam ini, bisa diterapkan juga dalam proses pembelajaran di kelas nantinya.

Berikut urutan dari alur Merdeka tersebut.

1. Mulai dari Diri
Pada alur ini peserta cukup menjawab dalam hati saja atas beberapa pertanyaan yang diajukan oleh narasumber. Memulai sesi berbagi kita, silakan Bapak/Ibu menjawab dengan jujur beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Seberapa sering kita menulis cerita fiksi?
2. Mengapa kita tertarik menulis fiksi?
3. Apa yang kita pahami tentang menulis fiksi?
4. Bagaimana langkah kita agar bisa menulis fiksi dengan baik?
Jika inilah pertanyaannya maka jawaban saya adalah
1. Saya ga pernah menulis cerita  Fiksi
2.saya kurang tertarik menulis Fiksi
3.cerita fiksi adalah cerita yang berbentuk novel atau roman
4.inilah yang ingin saya ketahui malam ini

2. Eksplorasi Konsep
Pada alur ini kita diberi kesempatan untuk mempelajari materi yang sudah  disiapkan narasumber. Sifatnya hanya memberikan materi penguatan. Diperdalam lagi dengan sesi tanya jawab di saat pertemuan.


Materi yang di sajikan ada dua bentuk penyajian yaitu ada dalam bentuk Pdf dan ada juga youtube .

Menurut beliau ada beberapa syarat untuk dapat menulis cerita fiksi antara lain:
Pertama adalah
1. Komitmen dan niat yang kuat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai;
2. Kemauan dan kemampuan melakukan riset agar cerita fiksi tetap logis
3. Banyak membaca cerita fiksi sebagai bekal tambahan terkait teknik penulisan
4. Mempelajari KBBI dan PUEBI
5. Memahami dasar-dasar menulis fiksi, dan
6. Menjaga komitmen menulis cerita fiksi.

Kedua adalah Membuat Premis
Premis bisa diartikan sebagai ringkasan/sinopsis cerita fiksi yang mengandung tokoh, karakter, rintangan, dan resolusi hanya dalam satu kalimat.
Contoh Premis:
Seorang anak laki-laki yang berjuang membalaskan dendam kematian orang tuanya dengan melawan penyihir jahat

Seorang gadis SMA membongkar kasus pembunuhan ayah ibunya dengan berpura-pura menjadi preman

Pembuatan  premis harus mengandung 4 kunci yang menjabarkan adanya
1. Tokoh
2. Karakter
3. Tantangan
4. Resolusi

Ketiga adalah Proses Kreatif Menulis
Untuk tulisan misalnya cerpen, setelah menemukan tema, lebih nyaman tentukan endingnya dulu seperti apa. Selanjutnya barulah menentukan genre yang sesuai (romance, horor, dll). Setelah itu barulah membuat kerangka karangan. Kerangka karangan ( outline) sederhana berupa tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang tulisan.

Terakhir adalah mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi tulisan utuh.Dengan memperhatikan  prinsip dalam penulisan yaitu selesaikan apa yang telah dimulai dan jangan menulis sambil mengedit.

Setelah tulisan selesai,  lakukanlah swasunting. Swasunting terkait logika cerita, penulisan, dan tata bahasa. Bisa juga meminta bantuan teman lain sebagai pembaca pertama untuk memberikan masukan.

3.Ruang Kolaborasi
Pada alur ini kita diajak untuk berkolaborasi. Di fase ini kita diminta melanjutkan kalimat berikut ini, sehingga menjadi utuh. Boleh panjang atau pendek. 
Lanjutkan kalimat berikut ini:
Brak!
Terdengar suara daun pintu dibanting. Kepalaku memutar menuju sumber suara. Kosong. Dalam remang, mataku menangkap sebuah bayang hitam. Sepertinya aku mengenalinya.
...,
Lanjutannya adalah sebagai berikut..
Oh ternyata dia adalah sosok berbaju hitam, lusuh, kusam dan berbau tak sedap yang pernah terlihat olehku di saat aku berpapasan dengannya di pinggir jalan dekat rumahku kemaren sore.

Demonstrasi Kontekstual
Sebagai bentuk pemahaman kita disilahkan menuliskan 5 tema cerita fiksi. Selanjutnya mengembangkannya menjadi sebuah premis. Dan diminta untuk menambahkan ke dalam resum.
Untuk fase ini saya akan coba buat 5 tema cerita fiksi yang siap menjadi sebuah permis.
Temanya antara lain:
1. Seorang wanita muda yang berjuang menguatkan ekonomi keluarganya dengan kerja keras 
2. Seorang gadis cilik yang lucu berjuang mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dari teman temannya dengan mengikuti les tambahan dari guru dan ibunya sepulang sekolah
3.Seorang wali kelas paruh baya yang  berjuang  untuk melengkapi media belajar  kelasnya dengan menggunakan barang bekas tanpa ada penghargaan.
4.Seorang pria yang gagah berani berjuang melengkapi kehangatan dalam keluarga kecilnya dengan curahan kasih sayangnya.
5. Seorang wanita yang berjuang menyelamatkan keutuhan rumah tangganya di balik cemoohan orang sekitar yang mempersoalkan status ekonominya.
Demikian permisi yang coba saya buat.Selanjutnya adalah syarat penulisan berikutnya  yaitu:

5. Elaborasi Pemahaman
 diminta mencari referensi lain terkait materi menulis fiksi,  bisa membaca karya fiksi dari penulis lain sebagai bahan belajar tambahan.

6. Koneksi Antarmateri
Pada alur ini kita  bisa membuat rangkuman singkat terkait menulis cerita fiksi dari materi yang sudah kita pelajari bersama.

7. Aksi Nyata
Pada alur ini, berdasarkan pemahaman kita masing masing, silakan  kita membuat resume kelas belajar menulis pertemuan ke-9 ini dengan gaya fiksi.

Dipenghujung acara malam ini narasumber banyak di hujani dengan pertanyaan dari peserta KBMN. Semua pertanyaan di jawab dengan jelas dan tegas oleh narasumber. Terima kasih Pak atas ilmunya. Semoga dapat kami teruskan apa yang telah disampaikan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seru seruan dengan pantun

 Pagi-pagi ibu menganyam  dengan menggunakan bantuan kayu  roti jala kari ayam  makanan khas anak Melayu Ada buah di pohon asem  musang terbang lalu berenang  mari makan ikan gulai asam  perut kenyang hati pun senang Jalan-jalan ke parsam pulangnya ketemu  Nek Sutik kalau senang dengan gulai masam  Tubuh sehat dan tambah cantik Kuda berlari jauh di depan Kakaek duduk bersama bibi Awali hari dengan sarapan Sarapan yang enak dengan serabi Lagi galau enaknya jalan jalan Ibu hamil ngidamnya masam Kalau  mau  lancar bayar cicilan  Rutinkanlah makan gulai asam. Jalan jalan ke jam gadang Santai di villa malamnya  Sajian istimewanya gulai  randang Air mata pengantin minumannya Jalan jalan ke kota Padang Pulang pulang badan lebam Jauh berjalan  banyak dipandang Balik ke rumah teringat ikan sombam Jalan jalan ke kota Rembang Pulangnya ketemu Pak Ardi Kalau adik sayang Abang Belikan dulu Abang serabi Kelapa hijau di tepi semak Induk kala  di tanah gurun Enak sekali si nasi lomak Makanan Melayu tu

Writing is My Passion

Rabu, 21 Juni 2023 KBMN: 29 Resume ke-2 Moderator: Sigit PN, SH Narasumber: Sri Sugiastuti, M.Pd Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan penuh semangat, penuh cinta dan tak mengharapkan imbalan? Ya itu adalah passion atau renjana. Bisakah kegiatan menulis menjadi  passion bagi kita?  kenapa tidak. Bersama ratu antologi, Bunda Sri Sugiastuti atau biasa di panggil bunda Kanjeng kita akan membangkitkan renjana dalam diri kita untuk menulis. Topik inilah yang lebih kurang 2 jam di bahas kemaren malam bersama ibu narasumber Sri Sugiastuti, M.Pd. Sri Sugiastuti, lahir di Semarang, 8 April 1961. Beliau lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS, lanjut S-2 di UMS dan lulus tahun 2010. Beliau sempat mengajar di Jakarta hingga 1990. Namun, cinta dan tanggung jawab beliau terhadap keluarga membawanya hijrah ke Solo.  Sejak 2 Juli 2018, beliau mendapat amanah sebagai Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta. Beliau aktif di berbagai komunitas literasi, telah menghasilkan 51 karya bukuSolo dan seratus le

Kaidah Pantun

 KBMN 29 Pertemuan ke-13 Moderator: Gina Dwi Septiani, S.Pd,M.Pd Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd      Malam ini sangat berkesan karena saya mendapat petunjuk dari fakarnya tentang kaidah membuat pantun. Awalnya saya kira berpantun ini cukup mudah, karena kadang mendengar pembawa acara  dengan gampangnya merangkai kata. Ternyata membuat pantun sedikit lebih sulit dari yang saya duga. Selain untuk komunikasi sehari-hari, pantun juga dapat digunakan dalam Sambutan pidato, menyatakan perasaan, lirik lagu, perkenalan maupun berceramah/dakwah. Fungsi pantun antara lain: 1. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. 2. melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 3.menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. 4.sebagai alat penguat penyampaian pesan.  Salah satu ciri khas pantun  adalah Rima. Pada kelas malam ini narasumber sengaja mengenalkan Rima. Ada Rima belakang atau Ri