Langsung ke konten utama

Diksi Sebagai Seni Bahasa

 KBMN 29

Pertemuan ke 18

Moderator: Widya Arema

Narasumber: Maydearly


Narasumber kita yang luar biasa malam hari ini dikenal di dunia perbukuan dengan nama pena Maydearly, dengan predikat   The Queen Of Diction

Opening malam ini bnyak di hujani dengan kata kata yang berdiksi, awal awal saya menganggap wah kok kagak ngerti awak dengan bahasa bahasa narsum dan moderator ini ya, berulang ulang saya coba pahami, ternyata emang perlu sense untuk mencipta kalimat diksi ini kata narsum malam tadi.

inilah kutipan percakapan  malam tadi yang terpantau oleh saya.Apa kabarnya penghuni Tanah Baduy, apakah udara malam Lebak membuatmu bersemangat selincah udara yang berotasi? sapa moderator.

Tentu, pori-pori angin di Tanah Baduy masih seirama dengan hangatnya kelas malam ini☺️,"jawab bu narsum. Rasa letih membuat kami disini menunggu tarian diksi. Menghibur jiwa yang letih karena rida aktivitas yang menggilas diri ini. 

Tarikan diksimu disini bunda, dan buat kami bertepuk tangan meriah dengan hati penuh rasa yang membuncah.balas Moderator. 

Dawai pujianmu terlampau meninggi Nyonya, aku hanya akan mengiring rintik hening lewat rotasi nada agar malam ini lebih bermakna. Balas bu narsum.

Mungkin sapamu tak sampai di telinga kami, tapi cukuplah urutan kata yang berjeda menyapa kami di kelas KBMN malam ini. 

Sudikah menyapa kami bunda...'' balas bu moderator

Tentu itu sudah jadi Tugasku Nyonya☺️"Jawab bu narsum.


Seperti itulah berlangsungnya bunyi percakapan malam tadi. Wah sangat memusingkan kepala ya, mana kita harus baca dulu kalimat mereka, baru perlahan lahan kita terjemahkan kedalam pikiran kita apa sebenarnya maksud kalimat kalimat tersebut, Tampaknya harus kerja ekstra keras kita, terus berpikir pula kita sanggupkah kita menciptakan diksi di tiap untaian kata yang kita buat??

Syukurnya dari susunan kata yang terucap mereka ada sebagian kata kata yang sudah pasti kita pahami, jadi singkatnya separuh di mengerti kearah mana pembicaraan ini. Bayangkan klau seluruh kata berdiksi, wah pasti makin berat sayanya memahami kalimat itu.

Ditengah pembicaraan malam ini terselip kata Diksi sebagai Seni Bahasa . Diksi adalah bagian dari seni sebuah bahasa. Diksi adalah pelengkap suatu sastra. Diksi bukanlah gaya bahasa, tetapi sebuah padanan kata yang bertujuan untuk memberi kesan menarik hingga mampu memikat hati pembaca. Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?

Sebab banyak keindahan  dari sebuah kata menjadi  prosa yang melampaui bayu di udara.

Diksi bak irama tanpa aroma, menjadi senyawa indah mempesona melengkapi rumpun kata dengan sejuta makna.

Sekilas tentang Diksi menurut sejarah dan Istilah.

Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics – salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Tips agar memahami cara mudah menulis kalimat dengan diksi yang ciamiiik


1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.

Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi

2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.

 Contoh:

Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh:

Remah-remah kata terucap semanis karamel, Arsenik bual manja layaknya cuka apel. Meski diam terbungkam tetap asam dan asin bak menelan Botulinum Toxin

4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh

Derit daun pintu mencekik udara di tengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu pernah kutinggali sebagai pijar luka yang menganga

5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 

Contoh

Aku padamu seperti angin yang berlalu begitu saja, kini yang kupunya hanya melupa atas lara dari sajak jingga yang cedera

Yang paling sulit dari menulis adalah memulai dari kata pertama/ awal paragraf. Dalam kesulitan itu, mari kita buat sederhana dengan melibatkan ke 5 panca indra yang ada di tubuh kita. Selanjutna timbulkan  keyaakinan dalam diri bahwa  tulisan, kita sudah  sangat indah untuk dibaca.

Setelah mendapat kata kata motivasi tersebut peserta KBMN mendapatkan tantangan dengan satu clue, yaitu  menulis 1 paragraf tentang apapun mulai dari yang dilihat di sekitar kita  dalam  waktu 10 menit .

Langit terlihat mendung, namun hujan masih enggan untuk sudi turun menyirami bumi.

Padahal saya yakin penghuni bumi berharap hujan yang turun akan mampu menyapu debu yang telah sekian lama menutupi permukaan bumi. (bu Ratnabudaya)


Di malam bersama dinginya angin

Kunanti sejak terbenamnya matahari

Pertemuan ke-18 KBMN PGRI 29

Di temani cahaya rembulan malam .( pak ahmad soleh)


Ku teguk segelas manisnya madu ditengah riuh reda dan hiruk pikuk nya dunia maya,(Dari isyanti)


Terlukis beban dalam realita yang tak kunjung padam

Kejenuhan mulai  nampak di permukaan 

Namun tak mampu melawan keadaan 

Hanya diam di sepanjang malam

Sambil menahan sakit yang teramat dalam


Curahan hati seorang insan

Yang terbelenggu dalam ikatan pekerjaan

Entah sampai kapan insan tersebut bertahan 

Mengingat waktu terus berjalan

(Kamila)



Rindu ini selalu tersimpan untukmu

Selalu 

Petikan dawai gitar tetangga sebelah rumah

Senandungkan lagu lama tentang kau dan aku

( Fannieradjib)


Berteman desir angin yang menyapu bulu Roma, ku gerakan jari jemariku membuka tiap lembar materi dari sang penuntun tuk raih diksi yang sudah lama ku nanti.

(maya)



hati terlena, dan lemah lunglai

padamkan hati dan muka basi

terkejut dan menjerit sambil melotot

hatiku basi dan melesuuu

(Fifi)



Hari ini hujan turun dengan derasnya, membasahi hati yang merana, menyiram luka . Kulihat awan mendung bergayut sendu, menambah rasa sepi sendiri. Kutelan duka lara pahit terasa, namun terselip sedikit asa ,  masa depan  tetap akan bersinar cemerlang, dan mendung hitam berangsur sirna

(Lusty Novarianti)


jangan kau pergi terlalu jauh

wahai pemilik qolbu

tetapla disini

disisi yang selalu menanti 

menanti untuk selalu ditemani

(Aripa)


Nabastala terlihat cerah

Sunyi senyap tanpa irama

Menandakan malam telah tiba

Kini saatnya selimut menutupi

Di kala waktu istirahat tiba

(Ahmad)


Ya Allah, malam ini aku merasakan hangatnya kasihMu,

Yang terangkum indah dalam untaian aksara semu penuh berkah, 

Merajut cinta hanya lewat WhatsApp, terasa nyaman dan menyentuh relung Sukma ..

Bermuara hingga akhirnya kami bisa menyelami makna yang tersirat dalam rasa

( Lily Alor)


Malam serasa sunyi, ku melihat kucing-kucing tidur mendengkur.

Betapa rasa ingin ikut di sana, melihat nikmatnya mata terpejam.

Tapi badan tak kunjung ngantuk, terjaga tuk derdiksi ria.

Sampai waktu yang sudah di tetapkan, mencoba tuk ke peraduan

(Dwi Astuti)


Pekat malam ini terbias oleh  sinar si pijar yg malu-malu menyapa si kelam. Udara yang dingin menyentuh raga tak kenal segan, sedangkan  riuh roda  diatas jalanan  menghentak hati yang tak bisa tenang meski se-jam.

(Abidakhair)


Terasa melayang diantara langit dan bumi. Namun tak berantah kemana harus singgah. Diksi yang terbaca sangat memukau, sehingga tak sadar sekarang tuan ini, harus berbuat apa. Terbuai asik membaca cuitan pakar diksi. Teriakan lambung, hentakan dahaga semua tak berasa. Inikah virus baru, tak berwujud. mampu meluluhkan rasa dalam tubuh tuan mu, yang disejukan oleh tiupan baling-baling buatan.

(Malikul Rahman)


Jiwa seakan terbang melayang- layang

Saat dentingan terdengar mendayu- dayu 

Terisak  namun tertahan rasa

Biarlah mengalir apa adanya 

Toh Pencipta merangkul dengan KemahabesaranNya

Tatapannya merasuk 

Namun  sulit ku baca

Termakan waktu , berbalik tak ada berita

Sosok itu tak lagi menetap di hati.

Pergi menjauh di antara semak semak kehidupan ini.

Pasrah menanti,  hanya Sang Khaliq  tempat curhatan hati.

(Rahmiati)


suara angin terdengan lirih merintih

Menambah perih hati ini bak teriris sembilu

Merindu hadirnya pujaan hati

Yang lama pergi dan belum kembali

Sampai kapan rindu ini kan menggayut di dada

Ku tak tahu

(Nurlaila)


Walau hati gundah, namun aku tetap melangkah. Kugapai gawai, kubuka... Oh.. ada sang pujangga menyampaikan kata bermakna Diksi dan Seni Bahasa

(Iahsutinah)

Matahari bersinar cerah, 
membuat wajahnya memerah. 
Ke sawah ia terus melangkah, kembali ke rumah memanggul sekarung gabah
(Winarno)

Langkah kakiku malam ini di Malioboro..
Antar putriku kuliah di uii jogjakarta
Membentang mimpi dan asa
Moga mudah raih cita cita
(Dail Maaruf)

Akhirnya tantangn ditutup oleh narsum dengan ucapan', "Terimakasih atas segala untaian indahnya Tuan dan Nyonya, saya benar-benar menyadari jika Tuan dan Nyonya amat pandai memainkan gawai aksara.Tidak sulit bukan? Karena yang sulit adalah Tidak membiasakan.

5 Tips mudah menulis diksi yakni dengan merasa, meraba, melihat, mendengar tampak sederhana, tetapi jika sering kita coba maka lama² kita akan terbiasa. Seperti kata pepatah bisa ala biasa. Demikian penyampaian dari ibu narasumber kepada peserta KBMN 29 di penghujung acara malam tadi.

Inilah beberapa buku  karya dari  bu narsumber hebat kita malam tadi



Contoh Puisi yang mengandung diksi 

Malam sunyi dan sepi

Insan terbuai dalam mimpi

Tidak dengan aku di sini

                           Bercumbu benda mati

        Aku sedang berusaha 

        Merangkai kata-kata

        Menjadi bermakna

        Menyatu dengan rasa

Aku berpacu

Enggan tertinggal oleh waktu

Karena kutahu ada malu

Merayap dalam kalbu

        Izinkan aku bersama

        Denganmu meraih asa

        Goreskan kata-kata 

        Sederhana namun berharga

Dengan puisi kusemat emosi

Karya muara hati

Daya kubergengsi

Pintaku pada Ilahi
(Emutwae)

tidak semua orang faham dengan makna dari sebuah Diksi. Tulisan bermuatan Diksi acap kali terbaca indah, namun kerap pula menimbulkan missing understand. Nah, cara saya mengatasinya adalah dengan memadu padankan diksi dengan bahasa sederhana yang mudah difahami.. Kenapa kita sulit memahami Diksi, karena pada dasarnya kita tidak belajar gaya bahasa. Jadi pelajari gaya bahasa dulu, baru kita akan memahami diksi.

 Acara ditutup dengan Pembacaan Puisi yang penuh khasanah diksi dari bu narasumber.

Nada Doa

Created by: Maydearly


Rintik air mata menari dengan bilur-bilur irama

Sisa-sisa tawa berpadu menjadi gerimis isak tangis

Berbaris nan mengemis di antara cawan temaram

Merekah nan serbak dalam pengharapan sebuah doa.


Cemeti asa dibawa bayu mengudara

Jelas pada-Mu semua bermuara

Dalam kepulan noda dan pinta 

Aku meraung dan menggila

Menyeka segala peluh penuh siksa.


Pada-Mu penyebab candu

Aku meronta hebat hingga terjerambab

Menyertakan geguritan sendu dalam binar dosaku



Satu slide bekesan sebagai penutup kegiatan malam tadi dari narsumber, besar harapan kami peserta KBMN ilmu yang disampaiakn dapat di amalkan dan berniali kebaikan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gali Potensi Ukir Prestasi

 KBMN: 29 Resume ke-4 Moderator: Mutmainah, M.Pd Narasumber: Aam Nurhasanah S.Pd Ketika kulihat wajahnya beliau sosok orang yang sederhana, bersahaja dan tak banyak tingkah tapi melimpah  karya. Siapa lagi kalau bukan Bu Aam Nurhasanah namanya. Beliaulah narasumber malam ini sebagai penanda malam di pertemuan ke empat di grup KBMN 29.  Saat mengikuti percakapannya melalui chat di wa grup aku tak banyak melihat hal hal yang memberatkan diri untuk bisa menjadi seorang penulis. Hal yang dapat kutangkap dari penyampaian beliau adalah kegagalan yang pernah kita alami akan dapat ditebus kembali dengan upaya fokus pada target yang akan dicapai. Kegagalan akan dapat berubah jadi kesuksean kelak jika kita konsisten di jalur yang sama namun mengoptimalkan semua energi yang ada untuk meraih kesuksesan yang masih tertunda. Jangan lupa dibalik kesuksesan yang  diraih oleh seseorang  pasti ada campur tangan insan insan handal yang membimbing dan selalu setia serta welas asih ...

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 KBMN 29 Pertemuan ke-12 Moderator: SIM Chung Wei,SP Narasumber:Susanto, S.Pd      Narasumber malam ini adalah Pak Susanto, nama panggilan PakDSus. Lahir di Desa Gombong, Kebumen tahun 1971. Susanto adalah guru SDN Mardiharjo, Kec. Purwodadi, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Belajar menulis di Grup WA Belajar Menulis Gelombang 15 (2020), ikut proyek antologi pertama Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi (2020) bersama Ibu Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng). Menyusul buku solo pertama kumpulan resume belajar menulis Berani Menulis dalam 20 Hari (2020). Tahun 2022 menulis buku Pijar Lentera Asa, Memoar Guru Pembelajar (2022).       Karya antologi lainnya adalah Senandung Guru 1 (2020), Jejak Digital Motivator Andal (2020), Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (2021), Manuskrip Rasa (2022), dan Goresan Pena pada Sastra (2022). Pernah diminta menjadi editor beberapa buku karya sahabat: Kunci Sukses menjadi Moderator Online (2020), Bait-Bait Kerindu...

Kaidah Pantun

 KBMN 29 Pertemuan ke-13 Moderator: Gina Dwi Septiani, S.Pd,M.Pd Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd      Malam ini sangat berkesan karena saya mendapat petunjuk dari fakarnya tentang kaidah membuat pantun. Awalnya saya kira berpantun ini cukup mudah, karena kadang mendengar pembawa acara  dengan gampangnya merangkai kata. Ternyata membuat pantun sedikit lebih sulit dari yang saya duga. Selain untuk komunikasi sehari-hari, pantun juga dapat digunakan dalam Sambutan pidato, menyatakan perasaan, lirik lagu, perkenalan maupun berceramah/dakwah. Fungsi pantun antara lain: 1. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. 2. melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 3.menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. 4.sebagai alat penguat penyampaian pesan.  Salah satu ciri khas pantun  adalah Rima. Pada kelas malam ini narasumber sengaja mengenalk...