Langsung ke konten utama

Merdeka menulis apa yang difikirkan

 KBMN 29

Pertemuan ke 23

Moderator: Yandri Novita Sari, S, Pd

Narasumber: Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd digantikan oleh Om Jay


Terjadwal pertemuan malam ini diisi oleh pemateri KBMN yaitu Pak Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd. Namun dikarenakan kesibukan beliau  yang terkini adalah sebagai Kepala sekolah di satuan pendidikan tertentu maka ketidak hadirannya diisi oleh Om Jay seorang Foundernya KBMN. Beliau telah banyak mengarang dan menuliskan buku buku ternama.

Penyampaian materi melalui zoom meeting.Om Jay mengajak para penulis untuk bersikap CABE

Om Jay memulai sesi merdeka dengan pertanyaan, "Apakah anda sudah menjadi manusia yang merdeka? Kalau belum mari menangis bersama Omjay di pojokan. Sebab kita masih menjadi manusia yang belum merdeka. Seharusnya anda sudah menjadi manusia merdeka di hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78. Sebab hidup kita jauh lebih baik daripada kakek dan nenek kita di zaman kemerdekaan. Mereka berjuang melawan penjajah dan mengusir penjajah dari tanah air Indonesia. Seorang kawan memberikan kabar kalau uang di dompet tebal dan isinya uang berwarna merah  dengan gambar Sukarno Hatta, itu tandanya kita manusia yang merdeka. Kita bisa beli apa saja dari uang yang ada di dompet tebal. Mau beli makanan dan minuman tinggal beli saja."


Om jay menyarankan agar kita menulis di blog sendiri, membuat buku digital sendiri dan di share. Dengan begitu kita dapat merdeka. Merdekalah dalam menulis.

      

Literasi digital atau kecakapan digital merupakan pengetahuan dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi dan jejaring internet. Pengguna digital sangat penting untuk memiliki bekal kecapakan digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan program bertajuk Gerakan Nasional Literasi Digital.


Program ini  memiliki empat pilar mendasar yaitu yang dikenal dengan Cakap, Aman, Budaya dan Etika Digital atau lebih sering disingkat CABE, berikut ini adalah pengertian dari empat pilar literasi digital tersebut.

Apa itu itu CABE?

 1. Cakap digital

Cakap digital berarti kemampuan untuk secara efektif, mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Salah satu ciri cakap digital adalah menggunakan media sosial hingga menggunakan platform belanja online. Juga kemampuan menggunakan dan atau  memproduksi konten-konten digital, baik berupa artikel, gambar, maupun video dengan memanfaatkan peranti pc, leptop, hp guna tentang yang berfungsi


Aman digital tidak membikin konten yang membikin gaduh, ataupun sebutan kini tidak memiliki komponen sara


Budaya digital

Membudaya dengan digital, membimbing dengan memanfaatkan laptop, hp serta lain-lain,


Etika digital.

bagaimana kita beretika dalam menggunakan perangkat digital. Perbuatan baik akan dibalas denagn perbuatan baik.


Dari Aripa,  Muaro Jambi

Main catur pakai sabuk,

Naik bajai pergi ke pekan.

Pak caturnya lagi sibuk,

Lebih baik Omjay gantikan.


Bermain catur dimalam hari

Naik bajai pergi ke pekan

Pak catur tidak mengisi materi

Biar OMJAY yang selesaikan.


Gagak hinggap di prosotan

Tempat anak bermain

Tidak ada rotan

Akarpun jadi pilihan


Demikian resume malam ini. Semoga berimbas kepada peserta KBMN 29.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gali Potensi Ukir Prestasi

 KBMN: 29 Resume ke-4 Moderator: Mutmainah, M.Pd Narasumber: Aam Nurhasanah S.Pd Ketika kulihat wajahnya beliau sosok orang yang sederhana, bersahaja dan tak banyak tingkah tapi melimpah  karya. Siapa lagi kalau bukan Bu Aam Nurhasanah namanya. Beliaulah narasumber malam ini sebagai penanda malam di pertemuan ke empat di grup KBMN 29.  Saat mengikuti percakapannya melalui chat di wa grup aku tak banyak melihat hal hal yang memberatkan diri untuk bisa menjadi seorang penulis. Hal yang dapat kutangkap dari penyampaian beliau adalah kegagalan yang pernah kita alami akan dapat ditebus kembali dengan upaya fokus pada target yang akan dicapai. Kegagalan akan dapat berubah jadi kesuksean kelak jika kita konsisten di jalur yang sama namun mengoptimalkan semua energi yang ada untuk meraih kesuksesan yang masih tertunda. Jangan lupa dibalik kesuksesan yang  diraih oleh seseorang  pasti ada campur tangan insan insan handal yang membimbing dan selalu setia serta welas asih ...

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 KBMN 29 Pertemuan ke-12 Moderator: SIM Chung Wei,SP Narasumber:Susanto, S.Pd      Narasumber malam ini adalah Pak Susanto, nama panggilan PakDSus. Lahir di Desa Gombong, Kebumen tahun 1971. Susanto adalah guru SDN Mardiharjo, Kec. Purwodadi, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Belajar menulis di Grup WA Belajar Menulis Gelombang 15 (2020), ikut proyek antologi pertama Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi (2020) bersama Ibu Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng). Menyusul buku solo pertama kumpulan resume belajar menulis Berani Menulis dalam 20 Hari (2020). Tahun 2022 menulis buku Pijar Lentera Asa, Memoar Guru Pembelajar (2022).       Karya antologi lainnya adalah Senandung Guru 1 (2020), Jejak Digital Motivator Andal (2020), Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (2021), Manuskrip Rasa (2022), dan Goresan Pena pada Sastra (2022). Pernah diminta menjadi editor beberapa buku karya sahabat: Kunci Sukses menjadi Moderator Online (2020), Bait-Bait Kerindu...

Kaidah Pantun

 KBMN 29 Pertemuan ke-13 Moderator: Gina Dwi Septiani, S.Pd,M.Pd Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd      Malam ini sangat berkesan karena saya mendapat petunjuk dari fakarnya tentang kaidah membuat pantun. Awalnya saya kira berpantun ini cukup mudah, karena kadang mendengar pembawa acara  dengan gampangnya merangkai kata. Ternyata membuat pantun sedikit lebih sulit dari yang saya duga. Selain untuk komunikasi sehari-hari, pantun juga dapat digunakan dalam Sambutan pidato, menyatakan perasaan, lirik lagu, perkenalan maupun berceramah/dakwah. Fungsi pantun antara lain: 1. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. 2. melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 3.menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. 4.sebagai alat penguat penyampaian pesan.  Salah satu ciri khas pantun  adalah Rima. Pada kelas malam ini narasumber sengaja mengenalk...