Langsung ke konten utama

Menulis Buku dari Karya Ilmiah

 KBMN 29

Pertemuan ke 25

Moderator: Bambang Purwnto,S.Kom.,Gr

Narasumber: Eko Daryono, S.Pd



Pak  Bambang biasa dipanggil Mr. Bams menjadi moderator malam ini. Ia seorang guru informatika SMP TARUNA BAKTI Bandung, Web pribadi penamrbams.id. Narasumber malam ini adalah Eko Daryono, S.Pd yang  menyambut peserta KBMN dengan salam hangatnya sambil menyapa semoga semua Bapak Ibu yang berada di group ini meluruskan niat untuk belajar dan memperteguh minat untuk berkarya dengan tulisan-tulisan yang tentunya menginspirasi , demikian sambutan bapak narasumber di KBMN 29 pertemuan ke 25. 

Materi yang dibawakan malam ini adalah *Menulis Buku dari Karya Ilmiah* demikian tegasnya. Tema yang tentunya teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku, gumamnya. Namun  dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku, paparnya.


Apa itu Karya Tulis Ilmiah?

Dikutip dari Perka LIPI No 2/2014 Karya Tulis Ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah"

Apa sajakah yang termasuk dalam KTI

Secara umum KTI ada dua yaitu 

1.KTI Nonbuku dan

2. KTI Buku

Mengacu pada penjenisan tersebut ternyata  tak semua KTI itu berupa buku.  Wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi memang berwujud buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas


Bagaimana struktur penulisan KTI pada umumnya

Contoh umum  sistematika KTI tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural sesuai dengan jenis KTI serta institusinya adalah sebagai berikut:






Apa beda antara laporan KTI dan KTI yang telah dikonversi menjadi buku.



Buku hasil konversi dari KTI bisa di ISNB-kan sedangkan KTI yang langsung di buat buku tanpa konversi (atau mentah KTI lgs diterbitkan) umumnya QRCBN

Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku

Langkah Pertama : Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Judul buku hasil konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.


Langkah Kedua : Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku .

Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA namun lebih menarik jika diambilkan dari intisari Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku

Secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang


Modifikasi Bab II

Bab 2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga setiap bab mengandung satu aspek pembahasan

Modifikasi Bab III

Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal

Sekedar contoh untuk meringkas. Apakah narasi di atas baku? Tentu tidak. Maksudnya bab 3 memang bisa benar-benar tidak tampak lagi dalam buku hasil konversi KTI

Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, namun sekali lagi tergantung pada penulis yang ingin mengeksplor kelebihan bukunya

Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat tanpa adanya prasaran

Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi.

Bolehkah laporan KTI apa adanya langsung dijadikan buku?

Sah-sah saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi bukan buku). Hanya saja buku semacam ini sulit untuk memperoleh ISBN. terlebih saat ini penerbitan ISBN begitu selektif

Secara persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung dibukukan tanpa dikonversi tentu akan berbeda dengan yang memang dikonversi jadi buku


Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku 

Pertama, keaslian laporan hasil penelitian

Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan

Keempat, modifikasi bahasa buku

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. 

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional)


Banyak sekali pemilik naskah yang takut kehilangan naskah asli dari karya ilmiah yang dikonversi

Realitasnya memang membuat buku dari karya tulis ilmiah seolah melahirkan buku baru. terlebih jika buku tersebut hendak di ISBN kan.


Pada kegiatan Sesi tanya jawab tetcatat ada beberapa peserta yang memberikan pertanyaan antara lain:

Sutarmi, dari Muaro Jambi. 

Jika skripsi sy mau saya jadikan Buku, dg siapa sy berkonsultasi ?Bolehkah diajukan sebagai Buku Solo yg dipersyaratkan untuk lulus KBMN ini?


Skripsi bisa dijadikan buku, syaratnya jangan takut kehilangan sebagian naskah skripsi yang akan dikonversi menjadi buku Untuk konsultasi bisa dengan Tim Hebatnya Omjay Colek Bunda Kanjeng


Assalamu'alaikum wr.wb. 

Samsul Huda

Tapin

1. Apakah untuk menerbitkan karya ilmiah menjadi sebuah yang mengedit apakah penulis atau dari penerbit?

2. Apakah terdapat sejumlah biaya tertentu untuk menerbitkan karya ilmiah kita menjadi buku?



Wa'alaikumsalam Pak Samsul terima kasih atas pertanyaannya

(1) Ada dua opsi Pak, naskah asli bisa diserahkan ke penerbit atau penulis sudah mengkonversi secara mandiri jadi penerbit tinggal editing kecil dan layout. 

(2) Tentu ada biayanya Pak. Untuk yang masih mentah KTI setiap penerbit punya patokan masing-masing (bisa browsing di inet). Kalau yang sudah dikonversi penulis biasanya biayanya fokus ke terbitnya buku dan ISBN-nya Pak (bisa konsul ke Tim Hebatnya Omjay. Demikian Pak



Assalamualaikum.

Saya Rosjida, peserta KBMN  :

1. Apa kelebihan ISBN dari QRCBN

2. Untuk karya (tulis) ilmiah yang menggunakan chat GPT apakah tidak diperbolehkan? Karena ada aplikasi yg bisa melacak chat GPT

3. Berapa prosentase plagiarism yang diperbolehkan?


Walaikum salam. Terima kasih Ibu Rosjida.

(1) Secara de facto buku tidak ada perbedaan. Secara de yure, untuk buku ber-ISBN bisa dinilaikan untuk kenaikan pangkat sesuai Pedoman Buku 4 PKG.
 (2) Kerja Chat GPT adalah menggunakan database yang tersimpan di internet source jadi kemungkinan terdeteksi plagiat lebih besar. Seyogyanya lebih aman menggunakan pola pikir sendiri, chat gpt dapat dipergunakan sebagai pemandu saja.
 (3) Setiap institusi berbeda-beda terkait % plagiarisme. Umumnya sih maksimal 15%. Demikian Bu Rosjida

Closing statment dari narasumber berupa ucapan t

Terima kasih karena  merasa senang bisa membersamai malam ini. Dibarengi penyampaian sajak.

 Sebenarnya apapun jenis karya ilmiah dapat dikonversi menjadi buku dengan catatan jangan takut kehilangan naskah karena buku hasil konversi memang tidak bisa dipaksakan sama persis dengan naskah karya ilmiah aslinya. Namun yang perlu disadari, nilai guna dan nilai jual buku hasil konversi jauh lebih tinggi dari naskah aslinya.

Jangan takut untuk mencoba karena ada mentor-mentor hebat di Timnya Omjay yang siap membantu. Jangan pernah menyerah dengan tantangan yang adakan dihadapi. Resepnya satu : Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu

Bila haus boleh minum Aqua karena *Aku ada untukmu* boleh juga minum Prima karena pastinya ada *Perasaan rindu bersama*


Ikan hiu makan tomat . I love you so much 

Hari kami bawa palu.  I miss you


Bila ada yang bermanfaat dicatat dan diingat dalam hati.

Terima kasih semuanya 


Wassalamualaikum w.w.

Semoga bertambahlah pengetahuan kita saat kita membaca tulisan ini. 

Salam Bahagia



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seru seruan dengan pantun

 Pagi-pagi ibu menganyam  dengan menggunakan bantuan kayu  roti jala kari ayam  makanan khas anak Melayu Ada buah di pohon asem  musang terbang lalu berenang  mari makan ikan gulai asam  perut kenyang hati pun senang Jalan-jalan ke parsam pulangnya ketemu  Nek Sutik kalau senang dengan gulai masam  Tubuh sehat dan tambah cantik Kuda berlari jauh di depan Kakaek duduk bersama bibi Awali hari dengan sarapan Sarapan yang enak dengan serabi Lagi galau enaknya jalan jalan Ibu hamil ngidamnya masam Kalau  mau  lancar bayar cicilan  Rutinkanlah makan gulai asam. Jalan jalan ke jam gadang Santai di villa malamnya  Sajian istimewanya gulai  randang Air mata pengantin minumannya Jalan jalan ke kota Padang Pulang pulang badan lebam Jauh berjalan  banyak dipandang Balik ke rumah teringat ikan sombam Jalan jalan ke kota Rembang Pulangnya ketemu Pak Ardi Kalau adik sayang Abang Belikan dulu Abang serabi Kelapa hijau di tepi semak Induk kala  di tanah gurun Enak sekali si nasi lomak Makanan Melayu tu

Writing is My Passion

Rabu, 21 Juni 2023 KBMN: 29 Resume ke-2 Moderator: Sigit PN, SH Narasumber: Sri Sugiastuti, M.Pd Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan penuh semangat, penuh cinta dan tak mengharapkan imbalan? Ya itu adalah passion atau renjana. Bisakah kegiatan menulis menjadi  passion bagi kita?  kenapa tidak. Bersama ratu antologi, Bunda Sri Sugiastuti atau biasa di panggil bunda Kanjeng kita akan membangkitkan renjana dalam diri kita untuk menulis. Topik inilah yang lebih kurang 2 jam di bahas kemaren malam bersama ibu narasumber Sri Sugiastuti, M.Pd. Sri Sugiastuti, lahir di Semarang, 8 April 1961. Beliau lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS, lanjut S-2 di UMS dan lulus tahun 2010. Beliau sempat mengajar di Jakarta hingga 1990. Namun, cinta dan tanggung jawab beliau terhadap keluarga membawanya hijrah ke Solo.  Sejak 2 Juli 2018, beliau mendapat amanah sebagai Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta. Beliau aktif di berbagai komunitas literasi, telah menghasilkan 51 karya bukuSolo dan seratus le

Kaidah Pantun

 KBMN 29 Pertemuan ke-13 Moderator: Gina Dwi Septiani, S.Pd,M.Pd Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd      Malam ini sangat berkesan karena saya mendapat petunjuk dari fakarnya tentang kaidah membuat pantun. Awalnya saya kira berpantun ini cukup mudah, karena kadang mendengar pembawa acara  dengan gampangnya merangkai kata. Ternyata membuat pantun sedikit lebih sulit dari yang saya duga. Selain untuk komunikasi sehari-hari, pantun juga dapat digunakan dalam Sambutan pidato, menyatakan perasaan, lirik lagu, perkenalan maupun berceramah/dakwah. Fungsi pantun antara lain: 1. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. 2. melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 3.menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. 4.sebagai alat penguat penyampaian pesan.  Salah satu ciri khas pantun  adalah Rima. Pada kelas malam ini narasumber sengaja mengenalkan Rima. Ada Rima belakang atau Ri